Fangotome’õ Satua : Tinjauan Sosio-Teologis terhadap Sikap Menghormati Orang Tua

Authors

  • Mey Daman Lawolo Gereja Angowuloa Fa'awosa Kho Yesu (AFY)

DOI:

https://doi.org/10.64005/jtpk.v3i2.185

Keywords:

Budaya Nias, Fangotome’õ Satua, orangtua, transformasi

Abstract

Abstract. One of the tribes in Indonesia that has a diverse culture is the Nias tribe. A culture that is still actively practiced by Nias people is fangotome’õ satua which literally means entertaining parents at certain moments such as parents being seriously ill or approaching death. Fangotome’õ satua is the responsibility of every child to their parents and expresses their respect. Using descriptive qualitative methods, the author found that whether or not this event is held determines the status of children in the eyes of the community. They can get famago mbawa from the surrounding community. Therefore, children try as much as possible to entertain their parents while living in the world or even during fangasi or fame’e gõ zo halõẁõ. The Bible affirms the absoluteness of honoring parents regardless of their time and circumstances. God who is the ultimate goal in the commandment teaches children to submit to divine authority through the presence of parents. Therefore, the Bible transforms the values contained in the fangotome’õ satua event so that every child respects and obeys their parents as long as they are alive in this world without waiting for a special moment.

Abstrak. Salah satu suku di Indonesia yang memiliki budaya yang beragam adalah suku Nias. Budaya yang masih aktif dilakukan oleh orang Nias adalah fangotome’õ satua yang harfiahnya berarti menjamu orang tua pada momen tertentu seperti pada saat orang tua sakit keras atau mau mendekati ajalnya. Fangotome’õ satua merupakan tanggung jawab setiap anak kepada orang tuanya dan merupakan ungkapan rasa hormat anak terhadap orang tuanya. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, Penulis mendapatkan bahwa terlaksana tidaknya acara ini sangat menentukan status anak-anak di mata masyarakat. Mereka dapat mendapat famago mbawa dari masyarakat sekitar apabila hal ini tidak dilaksanakan. Sebab itu, anak-anak berusaha semaksimal mungkin menjamu orang tua selama hidup di dunia. Apabila tidak sempat menjamu orang tua, maka anak-anak harus melakukan fangasi atau fame’e gõ zohalõẁõ setelah orang tua meninggal sebagai bentuk hormat kepada orang tua. Alkitab mengafirmasi kemutlakan menghormati orang tua tanpa memandang waktu dan keadaan mereka. Allah yang menjadi tujuan utama dalam perintah tersebut mengajarkan anak-anak supaya tunduk pada otoritas ilahi melalui kehadiran orang tua di tengah-tengah keluarga. Oleh sebab itu, Alkitab mentransformasi nilai-nilai yang terkandung dalam acara fangotome’õ satua supaya setiap anak menghormati dan menaati orang tuanya selama mereka masih hidup di dunia ini tanpa menunggu momen-momen yang tertentu.

References

Adat, Pengurus Lembaga, ‘Lala Halõwõ Nifalua Ba Wangotome’õ Satua/Mangandrõ Howuhowu Zatua’, in Berita Acara Musyawarah Lembaga Adat Siom Desa Sifaoroasi (Sifaoroasi, Somolomolo, 2024), pp. 1–2

Barclay, William, PASH Surat Galatia Dan Efesus, Cetakan 14 (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2017)

Beurden, Leo Van, Kitab Keluaran (Exodus), ed. by Kanisius Komsiah Dadi, Cetakan 1 (Jakarta: Obor, 2021)

Gunawan, Lina, ‘Menggembalakan Hati Anak’, GRATIA (Jakarta Utara, April 2018), pp. 41–49

Henry, Matthew, Injil Markus, ed. by Johnny Tjia, Barry van der Schoot, and Irwan Tjulianto, Cetakan 2 (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2015)

Hughes, R. Kent, Preaching the Word Series: Genesis, (Wheaton, Illinois: Crossway Books, 2004)

Lawolo, Mey Daman, ‘Identitas Kristus: Kajian Dogmatika Bagi Kawula Muda Kristen’, Jurnal Missio Cristo, 6.2 (2023), 81–99 <https://doi.org/https://doi.org/10.58456/missiocristo.v6i2.54>

———, ‘Tujuan Pendidikan Dalam Membangun Karakter Peserta Didik’, in Pendidikan: Pendidik & Peserta Didik, ed. by Sinuyu Waruwu, Cetakan 1 (Badung, Bali: Nuart Baluse, 2023), pp. 24–45

Lawolo, Mey Daman, and Nur Hayati Buaya, ‘Peranan Ira Alawe So Halõẁõ Di Gereja Angowuloa Fa’awõsa Khõ Yesu (AFY)’, Jurnal Teologi RAI, 1.2 (2024), 197–205

———, ‘Rumah Tuhan: Kerinduan Jiwa Yang Hancur’, Jurnal Missio Cristo, 7.1 (2024), 65–78 <http://e-journal.sttsgi.ac.id>

Pardede, Jimmy, Pacaran, Pernikahan Dan Keluarga (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023)

Stott, John R. W., PPAAMK Efesus, ed. by Martin B. Dainton and H. A. Oppusunggu, Cetakan 1 (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 2003)

Telaumbanua, Tuhoni, and Uwe Hummel, Salib Dan Adu, ed. by Sonia C. Parera-Hummel, Gabo Gea, and Rika Uli Napitupulu-Simarangkir, Cetakan 1 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)

Tong, Stephen, ‘Hukum Kelima (1)’, Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia (Jakarta, 2011), pp. 1–4

———, ‘Hukum Kelima (2)’, Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia (Jakarta, 2012), pp. 1-3,8

———, Keluarga Bahagia (Surabaya: Momentum, 2015)

———, Membesarkan Anak Dalam Tuhan, Cetakan 13 (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2015)

Downloads

Published

2025-05-31

Issue

Section

Articles