Anugerah Penyucian : Orang Percaya Menjadi Orang Suci dan yang Harus Berusaha untuk Hidup Suci

Authors

  • Johnny Parthotan Simamora Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
  • Robbye Manik Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
  • Thomson Siallagan Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
  • Rika Kartika Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan
  • Jamli Barus Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

DOI:

https://doi.org/10.64005/jtpk.v3i2.219

Keywords:

penyucian, anugerah, perbuatan baik, upah, mahkota, dosa, hidup kekal

Abstract

Abstract. This paper aims to explain and reveal the concept of sanctification based on the Bible in relation to salvation. Through a correct understanding of the concept of sanctification, a believer will be able to place where the grace that is entrusted and received as the only requirement for salvation. Considering the grace to enter Heaven as something that cannot be reduced, but will still glorify good deeds as something that needs to be fought for and must not ignore the time to talk about salvation. Through the concept of sanctification helps us not to clash two important sides, namely grace and charity. Because the Bible very clearly sees the importance of the two sides. By understanding the concept of sanctification, namely the existence of positional sanctification, sanctification in experience, and final sanctification, it will help and resolve the old debate between whether salvation can be lost because of the sins of believers. Arminianism and Calvinism can be two good friends because both are truly true. Systematic theology method. Approach by searching and digging up sources from the Bible. Collecting data from books that touch on the topic being discussed, comparing, and concluding it. A method also called the inductive approach. Sources come from the Bible. In this writing it is concluded that grace and works are one. Grace is the only way to enter Heaven, good deeds, obedience to God's laws regarding the reward, the crown that will be obtained by someone. A believer will not lose the gift of salvation, but can lose to get the reward and crown provided for every believer.

Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan dan menjelaskan konsep penyucian berdasarkan Alkitab dalam kaitannya dengan keselamatan. Melalui pemahaman konsep penyucian dengan benar, seorang percaya akan dapat menempatkan di mana anugerah diletakkan dan diterima sebagai satu-satunya syarat untuk diselamatkan. Mengagungkan anugerah untuk masuk Surga adalah sesuatu yang tidak dapat dikurangi, tetapi akan tetap memuliakan perbuatan baik sebagai sesuatu yang perlu diperjuangkan dan tidak boleh diabaikan sewaktu membicarakan tentang keselamatan. Melalui konsep penyucian menolong kita untuk tidak membenturkan dua sisi yang penting yaitu anugerah dan perbuatan. Karena Alkitab dengan sangat jelas melihat pentingnya dua sisi tersebut. Dengan memahami konsep penyucian, yakni adanya penyucian posisional, penyucian dalam pengalaman, dan penyucian akhir, akan menolong dan menyelesaikan perdebatan lama antara apakah keselamatan dapat hilang oleh karena dosa orang percaya. Arminianisme dan Calvinisme dapat menjadi dua sahabat baik karena keduanya sesungguhnya bisa diharmoniskan.  Metode yang dipakai melalui pendekatan dengan mencari dan menggali sumber dari Alkitab, mengumpulkan data dari kitab-kitab yang menyinggung pokok yang dibicarakan, membandingkan, dan menyimpulkannya. Metode ini juga disebut dengan pendekatan induktif. Sumber-sumber berasal dari Alkitab. Dalam tulisan ini disimpulkan bahwa anugerah dan perbuatan adalah satu kesatuan. Anugerah adalah jalan satu-satunya untuk memasuki surga, perbuatan baik, ketaatan terhadap hukum-hukum Tuhan berkenaan dengan upah, mahkota yang akan diperoleh oleh seseorang. Seorang percaya tidak akan kehilangan anugerah keselamatan, tetapi bisa kehilangan untuk mendapatkan upah dan mahkota yang disediakan bagai setiap orang percaya.

 

References

Alkitab. Lembaga Alkitab Indonesia

Barclay, William. “Pemahaman Alkitab Setiap Hari, 1-2 Korintus. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012).

Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology, Terj. Rahmiati Tanudjaja. Malang: Literatur SAAT, 2006.

Ladd, George Eldon. Teologi Perjanjian Baru Jilid 2. Cetakan ke. Bandung: Kalam Hidup, 2014.

Guthrie, Donald. “Teologi Perjanjian Baru 2.” (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992)

__________. “ Teologi Perjanjian Baru 3,” ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1992 )

Marantika Chris . “Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani.” (Yogyakarta: Iman Press, 2002).

Mawikere, Marde Christian Stenly. “Pandangan Teologi Reformed Mengenai Doktrin Pengudusan Dan Relevansinya Pada Masa Kini.” Jurnal Jaffray 14, no. 2 (2016): 199–228.

Morris, Leon. “Teologi Perjanjian Baru.” (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2002)

Ridderbos, Herman . “Paulus Pemikiran Utama Theologinya” (Surabaya: Momentum, 2010)

Ryrie, Charles R. “Teologi Dasar 2.” (Yogyakarta: Penerbit Yayasan Andi, 1992)

Sutoyo, Daniel. “STUDI EN CHRISTŌ (I) DALAM TEOLOGI PAULUS.” Jurnal Antusias 2, no. 3 (2013): 1–15

Thiessen Henry C.“Teologi Sistimatika.” (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1992)

Willmington, H.L. “Eskatologi: Studi Alkitab yang dibutuhkan Tentang Akhir Zaman.” (Malang: Penerbit Gandum Mas, 1994).

Downloads

Published

2025-05-31

Issue

Section

Articles